Minggu, 10 November 2013





 حروف النصب
Oleh : Muh. Shidiq Nurcahyo

فالنواصب عسرة وهى أن ولن وإذن وكى ولام كى ولام الجحود وحتى والجواب بالفاء والواو وأو

Maka amil – amil yang biasa menasabkan fi’il mudhori itu ada sepuluh, yaitu lafadz

 أن ولن وإذن وكى ولام كى ولام الجحود وحتى والجواب بالفاء والواو وأو

1.    أن : (المصدرية) ومنى المصدرية ايها يمكن ان تؤول مع الفعل المضارع بعدها بمصدر
أن   :(supaya/akan), yang dimaksud ialan أن masdariyah, yaitu apabila  أن dan lafadz yang dinasobkan bisa dita’wil dengan masdar.[1]
Contohnya : عجبت من أن تضرب   saya kagum atas pukulanmu, bisa di ta’wil
Menjadi عجبت من ضربك
Selain أن masdariyah, bukan termasuk amil yang menasobkan, yaitu :
a)      أن Mufassiroh, yaitu أن yang didahului jumlah yang bermakna Qo’ul (ucapan) tapi bukan hurufnya Qoul.[2]
Contoh : فأوحينا إليه أن إصنع الفلك  “lalu telah Kuwahyukan pada Nabi Nuh, maksudnya buatlah perahu”.  Dalam contoh ini didahului jumlah yang bermakna Qo’ul yaitu lafadz فأوحينا 
b)      أن Zaidah, yaitu أن  yang bertempat setelah lafadz أن لما ini tidak memiliki makna/arti.[3]
Contoh : أن جاء البشير فلما ”Ketika Nabi Muhammad, pembawa kabar gembira telah datang”.
c)      أن Muhoffaf dari أنٌ, yaitu أن yang bertempat setelah lafadz yang bermakna ilmi (mengetahui).[4]
Contoh : علم أن سيكونمنكم مرضى

2.      لن للنفي في المستقبل
لن  :(tidak akan), yaitu لن huruf nafi, nasob dan istiqbal. Dinamakan huruf nafi karena
menunjukkan tidak adany pekerjaan di dalam zaman istiqbal.[5]
Contoh : لن أقوم “saya tidak akan berdiri”.
Menurut Qoul Shohih, لن tidak berfaidah melanggengkan nafi dan mentaukidnya. Namun pendapat ini berbeda dengan Imam Zamahsari
Contoh : لن أقوم, “saya tidak akan berdiri (Qoul Shohih)”. “saya tidak akan pernah berdiri (Imam Zamahsari)
لن dinamakan huruf istiqbal dan nashob karena memurnikan zaman fiil mudlori pada zaman istiqbal, serta menashobkan lafadz yang dimasuki.

3.      إذن : (تكون فى جواب كلام قبلها)
إذن  :(kalau begitu), yang dimaksud ialah إذن huruf jawab dan jaza’, dikarenakan makna yang terkandung dalam kalam setelah idzan menjadi jaza’ (balasan) dan jawab dari kalam sebelumnya.[6]
Contoh :
إذن أكرمك           “ketika kmu berkunjung padaku, maka kamu kumulyakan”.
                                    Sebagai jaza’ dan jawab dari kalam sebeumnya, yaitu :
أريد أن ازورك      “saya ingin berkunjung padamu”.
Syarat – syarat إذن bisa menasobkan
a.       Bertempat di permulaan
Jika diakhirkan, maka tidak bisa dinasobkan, karena lafadz yang dinashobkan (manshub) itu tidak boleh mendahului yang menasobkan (nashib).
Contoh : كرمك إذنأ sebagai jawab dari أتيك غدا
                          (saya akan datang padamu besok)
b.      Fiilnya bersamaan zaman istiqbal
Jika fiil mudloriknya bersamaan dengan zaman hal, maka tidak bisa menasobkan, karena amil nashob itu bertujuan memurnikan pada zaman istiqbal, dan jika zaman hal maka terjadi bertolak belakang.
Contoh :  إذن تصد قك     ketika kamu bercerita kepadaku, maka aku 
Membenarkanmu,
                                                            Sebagai jaza’ dan jawab dari orang yang bercerita.
c.       Fiilnya bertemu dengan إذن
Jika antara idzan dan fiilnya ada pemisahnya, maka fiilnya dibaca Rp’fa, dikarenakan lemahnya idzan.

Contoh :
إذن فى الدارأكرمك             ketika kam datang padaku, maka akan ku mulyakan
dirimu dalam rumah. Sebagai jawaban orang yang berkata :
اتيك غدا                          saya akan datang padamu besok.

4. كى : (للتعليل)
 كى  :(supaya), yang dimaksud كى masdariyah, yaitu كى yang sebelumnya didahului lam ta’lil secara lafadz atau taqdir. Dinamakan masdariyah, karena antara كى dan fiil setelahnya di ta’wil masdar.
Contoh :
a.       Yang ada lam secara lafadz  لكيلا تفعل وا dita’wil  لعد م فعلكم
b.      Ada lam secara taqdir جنت كى أقرا di ta’wil جنت لقراءة
Pembagian كى ada tiga, yaitu[7] :
a.       كى  Masdariyah, كى inilah yang bisa menasobkan dengan sendirinya.
b.      كى  Ta’liliyah, yaitu كى setelahnya terdapat lam ta’lil atau an masdarriyah.[8]
 Contoh : جئت كى لأقرأ   saya datang karena membaca.
                        جئتك كى تكر منى saya datang karena memulyakan.
Dalam contoh ino كى  tidak bisa menasobkan, tetapi yang menasobkan adalah lam ta’lil, dengan mentaqdirkan أن dalam contoh pertama, atau أن dalam contoh kedua.
c.       Yang ihtimal antara Masdariyah dan Ta’liliyah, yaitu كى yang sebelumnya tidak dapat lam, dan setelahnya tidak terdapat an.[9]
Contoh : جئت كى أزورك
CATATAN :
4 Huruf di atas أن, لن, إذن,  كى adalah menashobkan dengan sendirinya.

5.      لام التعليل : (بمعنى كى)
لام كى Yaitu lam yang dicetak untuk menunjukkan makna ta’lil. Dinamakan dengan lam kai, karena kai bisa mengganti lam dalaam faidah ta’lil.[10]
Contoh :
جئتك لأزورك      saya datang padamu karena berkunjung.
جئتك كى أزورك   saya datang padamu karena berkunjung.
Yang menasobkan dalam لام كى adalah أنyang jawaz disimpan dalam didhohirkan. Pembagian لام كى ada tiga, yaitu :
a.    Lam Ta’liliyah.
Yaitu lam yang menjelaskan alasam pekerjaan sebelumnya.[11]
Contoh : أنزلنا إليك الذ كر لتبين للنا س    telah kuturunkan padamu (muhammad) Al-
Qur’an, supaya menjadi penjelasan bagi manusia.
b.    Lam Aqobah
Yaitu lam yang lafadz setelahnya merusak ketepatan lafadz sebelumnya.[12]
Contoh :  فا لتقظه أل فر عون ليكو ن لهم عدواو حزنا keluarga fir’aun mengambil nabi Musa (sebagai anak) supaya menjadi musuh dan menyusahkan kepadanya.
Dalam contoh tersebut , lafadz setelahnya lam ليكون لهم عدواوحزنا untuk merusak ketetapan lafadz sebelumnya, karena tujuan menjadikan nabi musa sebagai anak adalah untuk mengasihi dan ketenangan hati, ternyata akhirnya menjadi musuh yang menyusahkan.
c.    Lam Zaidah
Yaitu lam yang bertempat setelah fiil muta’addi.[13]
Contoh : يريدالله ليبين لكم         Allah menghendaki menjelaskan pada kamu semua.

6.      لام الجحود : ( أى لام الإنكار ) وتسبق باالفعل كان المنفى
لام الجحود  Yaitu lam yang bertempat setelah كان  yang dinafikan dengan ما  atau setelah lafadz لم يكن  yang dinafikan dengan لم [14]
Contoh :
1.      ماكان الله ليعذ بهم وأنت فيهم        tidak selayaknya Allah menyiksa Qoum, bersamaku (Muhammad) di dalamnya.
2.      لم يكن الله ليغفر لهم                   Allah tidak mengampuni pada mereka.
Yang menasobkan pada lam juhud adalah أن  yang wajib disimpan.
CATATAN :
Sebagaimana Ulama’ mengatakan mengatakan, bahwa lam juhud tidak hanya ditentukan pada lafadz كان, tetapi juga pada saudaranya pada lafadz ظن.[15]
Contoh : ما أصبح زيد ليفعل

7.      حتى : (للغاية أو التعليل )
حتى Yang dimaksud adalah حتى huruf jar yang bermakna kai (ta’liliyah) atau إلى sedang yang menasobkan adalah أن yang wajib disimpan.
Contoh :
أسلم حتى تدخل الجنة          masuklah pada agama Islam supaya masuk surga.
لن نبرح عليه عا كفين          kita tidak henti-hentinya, menyembah sapi emas, sampai
حتى ير جع إلينا مو سى       Nabi Musa kembali pada kita.

8.      Fa’ dan Wawu Jawab
Disyaratkan fa’ bermakna sababiyah yaitu apabila lafadz setelahnya disebabkan oleh lafadz sebelumnya, dan wawu bermakna ma’iyyah.[16]
Fa’ dan wawu menjadi jawab dari beberapa perkara, yaitu :
a.    Amar.
Disyaradkan menggunakan sighot tholab dan tidak menggunakan lafadz isim fiil.[17]
Contoh :
أقبل فأ حسن إليك          menghadaplah, maka sebenarnya saya berbuat baik padamu.
أقبل وأحسن إليك           menghadaplah, bersamaan saya berbuat baik kepadamu.
Apabila amar tidak memakai sighot tholab, atau menggunakan lafadz isim fiil maka fa’ dan wawu tidak bisa menasobkan.
Contoh : حسبك حديث فينام النا س bermakna كفى عن
Janganlah kamu bercerita, disebabkan orang-orang sedang tidur
صه و نكر مك bermaknaأسكت  diamlah, bersamaan saya memulyakanmu.
b.    An-Nahyu.
Disyaradkan Nahinya tidak dirusak dengan إلا yang bertempat sebelum fa’ atau wawu.[18]
Contoh :
لا تضرب زيدا فيغضب  janganlah kamu memukul zaid, maka menjadi sebab dia marah
لا تضرب زيدا و يغضب janganlah  kamu memukul zaid, bersamaan ia marah

Jika syarad di atas tidak dipenuhi, maka wawu dan fa’ tidak bisa menasobkan.
Contoh : لاتضرب إلاعمرا فيغضب
        Janganlah kamu memukul kecuali pada Umar, maka menjadi sebab ia marah

Jika إلا bertempat di sebelah fa’ dan wawu maka bisa menasobkan, seperti :
لاتضرب زيدا فيغضب إليك إلا تأديبا
c.    Ad-Do’a.
Disyaradkan menggunakan lafadz fiil amar/ sighot tholab.[19]
Contoh :
وأعمل صا لحا / رب وفقنى فاعمل صا لحا  
“Ya Tuhanku, berikan saya pertolongan, maka menjadi sebab saya beramal sholeh”. Jika menggunakan lafadz isim atau lafadz khobar maka tidak boleh dibaca nashob.
Contoh :
سقيا لك فير و يك                      berilah hujan kepadaku, maka sebabnya Allah menyegarkanku
رحم الله زيدافيد خل ريدا             semoga Allah memberi rahmat pada zaid, maka sebabnya  rohmat masuk padanya
Catatan[20] :
-          Amar yaitu meminta dari orang yang lebih tinggi pada orang yang di bawahnya.
-          Do’a yaitu permintaan dari orang yang bawah kepada yang lebih atas.
-          Iltimas yaitu permintaan pada sesamanya.

d.   Istifham.
Yaitu meminta kefahaman dengan menggunakan huruf atau isim.
Contoh :
هل زيد فى الدار فأ ذهب إليه         apakah zaid di rumah, maka sebabnya saya berangkat  kepadanya.
هل زيد فى الداروأذهب إليه           apakah zaid di rumah, besertaan saya berangkat padanya.
e.    Al-‘Irdl.
Yaitu meminta dengan lemah lembut dan halus
Contoh : ألا تنز ل عند نا فتصيب خيرا
Hendaklah engkau singgah padaku, maka menjadi sebabnya kamu memperoleh kebaikan.
f.     Tahdlidl.
Yaitu meminta dengan keras dan mengagetkan.
Contoh :  هلا أ كر مت زيدا فيشكرك
Kenapa kamu tidak memuliakan zaid, maka menjadi sebab ia berterima kasih padamu
g.    Tamanni.
Yaitu meminta sesuatu yang tidak ada keinginan di dalamnya (karena mustahil wujudnya) atau perkara yang sulit wujudnya.
Contoh : ليت لى مالا فأ حج
        Mudah-mudahan saya memiliki harta (banyak), maka menjadi sebabnya say berhaji
h.    Taroji.
Yaitu meminta sesuatu yang disenangi.
Contoh : لعلى أراجع الشيخ فيفهمنى
Mudah-mudahan saya bisa mengulangi pelajaran pada guru, maka menjadi sebab belau memahamkanku.
i.      Nafi.
Dalam nafi mencakup yang menggunakan huruf, fiil isim, dan lafadz dan menunjukkan makna talil yang dikehendaki nafi.[21]
Contoh :
a.       Dengan huruf :    لايقضى عليهم فيمو توا
b.      Dengan fiil :ليس زيد حا ضرا فيكلمك
c.       Dengan isim : أنت غير ات فتحد ثنا
d.      Taqlil : قلم تأ تينا فتحدثنا
Catatan :
Yang menashobkan fiil setelah fa dan wawu adalah أن yang wajib disimpan.

9.      Huruf أو[22]
Yang dimaksud adalah أو huruf athof yang bermakna إلى dan إلا
Contoh :
a.       Yang bermakna إلى
لا ستسهلن الصعب او ادرك المنى # فما انقادت الامال الا لصابر
Akan aku anggap mudah perkara yang sukar, sampai kucapai cita-cita, cita-cita itu tidak bisa tergapai kecuali bagi orang yang sabar.
Lafadz أو  bermakna إلى jika perkara setelahnya bisa dilakukan sedikit demi sedikit, seperti menggapai cita-cita bisa dilakukan bertahap.
b.      Yang bermakna إلا
لأفتلن الكافرأويسلم “sungguh akan kubunuh orang kafir, kecuali ia masuk islam.
أو bermakna إلاapabila perkara setelah أو hanya bisa dilakukan sekali (tidak sedikit demi sedikit).



خلاصة
حروف النصب المنصوب بنفسه و هي أربعة : أن, لن, إذن, كى.
أن   :(supaya/akan), yang dimaksud ialan أن masdariyah, yaitu apabila  أن dan lafadz yang dinasobkan bisa dita’wil dengan masdar.
لن  :(tidak akan), yaitu لن huruf nafi, nasob dan istiqbal. Dinamakan huruf nafi karena menunjukkan tidak adany pekerjaan di dalam zaman istiqbal.
إذن  :(kalau begitu), yang dimaksud ialah إذن huruf jawab dan jaza’, dikarenakan makna yang terkandung dalam kalam setelah idzan menjadi jaza’ (balasan) dan jawab dari kalam sebelumnya.
كى  :(supaya), yang dimaksud كى masdariyah, yaitu كى yang sebelumnya didahului lam ta’lil secara lafadz atau taqdir. Dinamakan masdariyah, karena antara كى dan fiil setelahnya di ta’wil masdar
لام كى Yaitu lam yang dicetak untuk menunjukkan makna ta’lil. Dinamakan dengan lam kai, karena kai bisa mengganti lam dalaam faidah ta’lil
لام الجحود  Yaitu lam yang bertempat setelah كان  yang dinafikan dengan ما  atau setelah lafadz لم يكن  yang dinafikan dengan لم
حتى Yang dimaksud adalah حتى huruf jar yang bermakna kai (ta’liliyah) atau إلى  sedang yang menasobkan adalah أن yang wajib disimpan
Disyaratkan fa’ bermakna sababiyah yaitu apabila lafadz setelahnya disebabkan oleh lafadz sebelumnya, dan wawu bermakna ma’iyyah
Huruf أو Yang dimaksud adalah أو huruf athof yang bermakna إلى dan إلا







المراجع
Shofwan, M.Sholahudin. 1999. Pengantar memahami Al-Ajhurumiyyah. Jombang.Jatim. Mabadi An-Nahwiyah
AL-Jarim Ali dan Mustofa Amin. 1990. Nahwu Wadhih 1. Surabaya. Al-Hidayah
Yahya syarifudin. Matan Al-Ajhurumiyyah.Tegal Rejo Magelang. Hidayat
Tholib Muhammad. 2010. Sistem cepat pengajaran Bahasa Arab. Bandung. Gema Risalah Press
Huda Nurul. 2012. Mudah Belajar Bahasa Arab. Jakarta. Amzah
Fuad Ni’mah, Mulakhosh Al-Lugha Al-Arabiyah, Dar Al-Hikmah







[1] Asymawi. Hal. 80
[2] Asymawi. Hal. 21
[3] Asymawi. Hal. 21
[4] Asymawi. Hal. 21
[5] Ubadah. Hal. 80
[6] Asymawi. Hal. 21
[7] Asymawi. Hal. 22
[8] Asymawi. Hal. 22
[9] Asymawi. Hal. 22
[10] Asymawi. Hal. 22
[11] Tasywiqul Khollan. Hal. 112
[12] Tasywiqul Khollan. Hal. 112
[13] Tasywiqul Khollan. Hal. 112
[14] Asymawi. Hal. 22
[15] Ubadah. Hal. 99
[16] Asymawi. Hal. 22
[17] Tasywiqul Khollan. Hal 116
[18] Tasywiqul Khollan. Hal 116
[19] Taswiqul Khollan. Hal. 116
[20] Tasywiqul Khollan. Hal 116
[21] Tasywiqul Khollan. Hal 117
[22] Asymawi. Hal. 23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar